Tiga Sumber Penghasilan Konten Kreator Tanpa Menunggu AdSense dan Monetisasi Facebook

5 hours ago 3

harapanrakyat.com,- Menjadikan AdSense Youtube sebagai satu-satunya penghasilan konten kreator bisa menjadi salah satu kesalahan yang lumayan fatal. Pasalnya, sering kreator pemula menyerah di tengah jalan karena mengejar 1000 subscriber dan 4 ribu jam tayang yang begitu terasa berat.

Padahal, dalam ekosistem digital saat ini, pendapatan bisa didapatkan jauh sebelum fitur monetisasi iklan aktif. Jika kreator cerdas melihat peluang, ada banyak sumber penghasilan kreator yang bisa digarap sejak hari pertama mengunggah video, asalkan mereka memiliki audiens yang spesifik dan loyal.

Lalu bagaimana caranya bisa mendapatkan penghasilan tanpa harus menunggu akun Youtube maupun Facebook disetujui program monetisasinya?

Penghasilan Konten Kreator dari Program Afiliasi

Peluang pertama yang paling mudah diakses adalah program afiliasi atau affiliate marketing. Ini adalah model bisnis di mana kreator mempromosikan produk orang lain dan mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang terjadi melalui tautan yang mereka bagikan. Keunggulan model ini adalah kreator tidak perlu memikirkan stok barang, pengemasan, atau pengiriman. Tugas utama adalah membuat konten yang relevan. 

Misalnya, jika konten membahas “Tips Video HP”, sertakan tautan pembelian tripod atau mic murah yang digunakan di deskripsi video. Platform besar seperti Shopee Affiliate, Tokopedia Affiliate, atau TikTok Shop menawarkan komisi yang lumayan. 

Kuncinya adalah kejujuran, rekomendasikan barang yang benar-benar digunakan atau dipercayai kualitasnya agar kepercayaan penonton tetap terjaga.

Baca juga: Jangan Sampai Kena Pembatasan Akun Meta, Ini 5 Kesalahan Fatal Konten Kreator Pemula di Facebook Pro

Sumber penghasilan selanjutnya yang sering luput dari radar pemula adalah endorsement lokal atau kerja sama dengan UMKM. Kreator tidak perlu langsung bermimpi dilirik oleh brand besar nasional. Mulailah dari lingkungan sekitar, khususnya di wilayah yang memiliki ribuan UMKM kuliner dan kerajinan. 

Perlu Anda ketahui, kedai kopi lokal, warung seblak yang sedang ramai, atau toko baju di kota sering kali membutuhkan promosi digital namun tidak memahami caranya. Sehingga, tawarkan jasa review atau pembuatan video reels/tiktok untuk mereka. 

Sebagai pemula, ini bisa dimulai dengan sistem barter (mendapatkan produk atau makanan gratis sebagai ganti konten). Ini adalah langkah awal untuk membangun portofolio. Jadi, ketika video terbukti mendatangkan pelanggan bagi UMKM tersebut, kreator akan memiliki posisi tawar untuk menetapkan tarif berupa uang tunai.

Menjual Produk Sendiri

Cara terakhir adalah menjual produk sendiri, baik fisik maupun digital. Jika kreator memiliki keahlian khusus yang dibagikan di konten, keahlian tersebut bisa dikemas menjadi produk digital. 

Contohnya, seorang fotografer mobile dapat menjual preset Lightroom buatannya. Jika seorang edukator, buatlah E-book atau panduan singkat (PDF) yang berbayar. 

Sebagaimana kita tahu, produk digital memiliki margin keuntungan hampir seratus persen karena tidak ada biaya produksi berulang. Alternatifnya, jika basis pengikut sudah terbentuk, menjual merchandise sederhana atau produk fisik buatan sendiri (seperti keripik pedas atau kerajinan tangan) bisa menjadi cara ampuh memonetisasi loyalitas audiens. 

Penting diingat, audiens sering kali membeli produk bukan karena kebutuhan mendesak, tetapi karena mereka ingin mendukung karya kreator. Dari penjelasan singkat di atas, menunggu gaji dari YouTube bisa terbilang adalah strategi yang lambat. Karena itu, diversifikasi pendapatan adalah kunci bertahan hidup di industri kreatif. 

Dengan menggabungkan program afiliasi, kolaborasi lokal, dan penjualan produk, kreator bisa mulai menghasilkan pendapatan nyata sambil terus membangun komunitas di media sosial, tanpa perlu terbebani oleh angka statistik AdSense semata. Ketiga sumber penghasilan konten kreator ini membuktikan bahwa monetisasi bisa dimulai sejak hari pertama. (Muhafid/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |