Cerita Batu Kasur Kota Banjar yang Dikeramatkan, Konon Kerap Mengeluarkan Bunyi 

8 hours ago 6


harapanrakyat.com,- Dibalik rimbunnya pepohonan perkebunan karet blok Citapen, Dusun Tundagan, Desa Batulawang, Kota Banjar, Jawa Barat, rupanya terdapat objek diduga Situs Cagar Budaya Batu Kasur yang disakralkan oleh masyarakat setempat. Konon, menurut cerita warga dan sesepuh masyarakat setempat, batu tersebut pada zaman dahulu dapat mengeluarkan bunyi seperti gamelan saat malam-malam tertentu.

Cerita tersebut diungkapkan salah seorang tokoh masyarakat setempat yang juga tokoh Budayawan Ki Demang Wangsafyudin. Ia menuturkan, batu kasur dalam catatan Mesolitikum atau zaman batu madya terbentuk akibat letusan gunung berapi dari dataran tinggi Bandung yang diduga terjadi antara 10 ribu hingga 40 ribu tahun silam.

Batu tersebut pada tahun 1965-an masih terjaga keasliannya bahkan masih tertata rapi seperti benteng pertahanan. Bentuknya juga cukup memukau.

“Jika dipandang terlihat indah karena memiliki nilai magis yang kuat dan sering dijadikan tempat untuk bertapa,” kata Ki Demang, Selasa (16/12/2025).

Keberadaan batu kasur sudah dikenal sejak zaman dahulu bahkan sering digunakan oleh masyarakat setempat. Terutama bagi warga setempat yang akan menggelar hajatan dan membutuhkan batu sebagai iringan musik untuk mengadakan tarian ronggeng gunung.

Sebelum menggunakan batu kasur untuk tarian ronggeng gunung. Warga pada saat itu terlebih dahulu melakukan ritual dengan cara membakar kemenyan dan menyediakan sesajen. 

“Setelah ritual maka munculah batu-batu gamelan tersebut dan digunakan untuk tarian ronggeng gunung,” ujarnya.

Suara Gamelan di Batu Kasur Banjar

Ki Demang melanjutkan, pada zaman dahulu, saat malam-malam tertentu khususnya malam bulan purnama warga Batulawang kerap mendengar adanya bunyi gamelan dari lokasi Batu Kasur.

Selain itu, dari arah Pasir Galadak warga juga kerap mendengar bunyi atau suara lesung yang sedang ditumbuk.

“Namun, seiring berjalannya waktu dan padatnya pemukiman penduduk di wilayah setempat suara-suara gamelan tersebut sekarang sudah tak terdengar lagi,” ujarnya.

Lanjutnya mengatakan, lokasi batu-batu gamelan tersebut berada di bawah air terjun (Curug) yang berada di kawasan perkebunan karet dan di bawahnya terdapat batu kasur.

Keberadaan batu gamelan tersebut sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi, setelah tahun 1970-an tiba-tiba batu tersebut menghilang dan sekarang informasinya sudah ditemukan kembali.

Baca Juga: Situs Air Cikahuripan di Banjar Konon Punya Kekuatan Magis

Ia berharap, batu-batu tersebut dapat disimpan sebagai peninggalan benda-benda bersejarah dan lokasi tersebut dijadikan Situs Cagar Budaya.

“Kami minta pihak terkait untuk melindungi lokasi tersebut dan menjadikan lokasi itu sebagai cagar budaya agar bisa lestari,” ucapnya.

Kepala Desa Batulawang, Yosep Erawan membenarkan keberadaan Situs Batu Kasur di area perkebunan di wilayahnya tersebut.

Keberadaan Batu Kasur tersebut sudah ada sejak zaman dahulu. Menurut penuturan para sesepuh dan cerita dari masyarakat, pada malam tertentu batu tersebut dapat mengeluarkan suara.

Sampai sekarang ini lokasi tersebut masih disakralkan oleh masyarakat.

Pihaknya berharap keberadaan batu kasur dapat dilindungi menjadi sebuah Cagar Budaya.

“Memang sulit untuk membuktikan suara itu tapi dari mayoritas masyarakat kami mengatakan pada malam tertentu batu-batu itu dapat mengeluarkan bunyi,” ujarnya. (Muhlisin/R9/HR-Online/Editor-Dadang)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |