Jurnalisme Feature, Menulis Antara Data, Fakta, dan Realita!

6 hours ago 3

harapanrakyat.com – Jurnalisme feature saat ini menjadi satu bentuk gaya penulisan yang mampu memberikan kedalaman dan makna lebih manusiawi. Tidak hanya menyajikan fakta, gaya penulisan ini mampu menggali cerita lebih dalam, memperkenalkan kisah-kisah manusia dan komunitas dengan cara yang menyentuh dan membangkitkan empati.

Baca Juga : Workshop Danone-AMSI, Ahli Gizi UI Serukan Pentingnya Hidrasi bagi Tubuh

Hal inilah yang menjadi sorotan dalam Workshop dan Lomba Jurnalisme Feature yang diselenggarakan Indonesia Institute of Journalism (IIJ) bekerjasama dengan PT Astra International, Tbk. Tak hanya itu, Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba dan BandungBergerak pun turut mendukung workshop yang berlangsung pada Senin (13/10/2025).

Ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan umum, turut menghadiri workshop jurnalisme feature tersebut. Acara tersebut bertujuan membekali jurnalis muda dan mahasiswa dengan keterampilan menulis feature yang tidak hanya informatif, tetapi juga menginspirasi.

Mengangkat tema ‘Menggali Inspirasi dari Para Penggerak Perubahan Melalui Liputan Media’, workshop jurnalisme feature ini menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya. Tidak hanya dari dunia jurnalistik, turut pula hadir pelaku bidang pertanian yang cukup menginspirasi.

Salah satu sesi yang dinanti adalah sesi berbagi pengalaman dari Muhammad Taufik dengan sapaan akrabnya Kang Opik. Ia merupakan seorang tokoh penggerak dalam bidang pertanian asal Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Kang Opik ini merupakan contoh nyata seorang tokoh lokal yang tidak hanya peduli dengan perubahan di komunitasnya. Akan tetapi juga ia mampu menghadirkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah klasik di sektor pertanian.

Sesi Sharing Workshop Jurnalisme Feature, Kang Opik Perkenalkan Metode Ozonisasi

Dalam sesi sharing saat workshop jurnalisme feature ini, Kang Opik membagikan pengalamannya mulai dari pembentukan Kelompok Tani Sinar Mukti. Kelompok tani ini ia kembangkan dengan tujuan agar para petani di wilayahnya mampu merasakan hasil usaha dari hasil jerih payahnya bercocok tanam.

Dalam kesempatan itu, Kang Opik juga memperkenalkan teknologi ozonisasi yang bertujuan mengawetkan produk pertanian tanpa bahan kimia. Teknologi ini memungkinkan hasil pertanian seperti sayuran lebih tahan lama, mengurangi kerugian akibat pembusukan, dan mempertahankan kandungan nutrisi dalam sayuran. Melalui metode ini, kata Kang Opik, para petani yang ia dampingi mampu meningkatkan hasil panen mereka. Bahkan, hasil bumi dari Kelompok Tani Sinarmukti ini bisa menembus pasar ekspor, salah satunya ke Singapura.

Mendengar kisah Kang Opik ini, para peserta workshop jurnalisme feature ini tampak berantusias. Pasalnya, tidak hanya memberikan inspirasi dalam bidang pertanian, kisah Kang Opik ini juga memberi gambaran mengenai manfaat kolaborasi lintas sektoral. Melalui sinergi antara petani, pelaku usaha, dan akademisi, ia berhasil menciptakan ekosistem pertanian berkelanjutan. Hasilnya, upaya Kang Opik ini mampu membawa dampak positif bagi perekonomian desa.

Kang Opik berhasil meraih omset miliaran rupiah per tahun dan meningkatkan kualitas hidup para petani di desanya. Karya-karyanya ini, tidak hanya memecahkan masalah lokal, tetapi juga menciptakan model yang dapat diterapkan di desa-desa lainnya.

“Kami sebagai petani membutuhkan media untuk menyuarakan petani, agar lebih banyak pihak yang mendukung dan membantu petani. Ini bukan hanya soal sukses, melainkan juga tentang perjuangan, tantangan, dan kolaborasi yang terjadi di lapangan. Inilah yang harus dituliskan dengan empati, karena perubahan besar dimulai dari hal-hal kecil di komunitas lokal,” ujarnya.

Setelah mendengar kisah inspiratif Kang Opik, peserta workshop jurnalisme feature juga mendapat kesempatan belajar mendalami teknik menulis feature yang efektif.

Rio Tuasikal, seorang jurnalis multimedia yang telah bekerja di berbagai media internasional, memberikan pelajaran tentang cara menulis feature. Rio juga menekankan pentingnya detail dalam penulisan feature.

Baca Juga : Workshop Penyiaran di Tasikmalaya, KPID Jabar Sebut Pentingnya Siaran Kebudayaan Bangsa

“Jurnalisme feature mengajarkan kita untuk menggunakan seluruh panca indra saat menulis. Kita harus merasakan apa yang narasumber kita rasakan. Melihat langsung apa yang terjadi dan mendengar cerita dari mereka yang terlibat langsung,” kata Rio.

Ia menjelaskan,  menulis feature bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga tentang menggali alasan di balik kejadian tersebut dan membangkitkan rasa empati dari pembaca.

“Detail-detail kecil yang kita temukan di lapangan, menjadi elemen-elemen yang membuat cerita kita hidup. Detail itu seperti rutinitas pagi seorang petani atau percakapan ringan yang terjadi di antara mereka. Feature bukan hanya tentang fakta, tetapi tentang bagaimana kita menceritakan fakta tersebut dengan cara yang bisa membuat orang merasa terhubung dan peduli,” tutur Rio.

Dalam sesi ini, peserta workshop jurnalisme feature juga mendapat pembelajaran mengenai cara menggali cerita yang lebih mendalam melalui wawancara dan observasi.

Wawancara dalam jurnalisme feature, kata Rio, tidak seperti wawancara biasa. Melainkan menjadi sebuah kesempatan untuk benar-benar mengenal narasumber dan menggali emosi mereka. Rio berbagi tips tentang bagaimana menciptakan dialog yang mendalam dan bagaimana menggali informasi yang mungkin tidak terungkap dalam percakapan biasa.

Dorong Perubahan Sosial

Selain aspek teknis menulis, workshop ini juga menyoroti peran penting jurnalisme feature dalam mendorong perubahan sosial.

Edy Can, Direktur Indonesian Institute of Journalism (IIJ) menjelaskan,  jurnalisme feature memiliki kekuatan memberikan ruang bagi isu-isu yang sering terlupakan.

“Di dunia media yang sangat cepat, kita seringkali terjebak dalam berita yang cepat dan dangkal. Feature memberikan kita kesempatan untuk tidak hanya menceritakan apa yang terjadi. Tetapi juga untuk bertanya mengapa itu terjadi dan bagaimana kita bisa membuat perbedaan,” ujarnya.

Baca Juga : Workshop Kepemimpinan ala Disdik Ciamis: Ciptakan Pemimpin Pendidikan yang Inovatif

Prof. Dr. Atie Rachmiatie, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba mengungkapkan, apresiasinya terhadap tingginya antusiasme peserta workshop. “Acara ini tidak hanya menarik bagi para mahasiswa. Melainkan juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar mengekspresikan diri, pemikiran, dan pengalaman melalui tulisan maupun foto,” ujarnya.

Jurnalisme feature, menjadi alat efektif mengangkat suara-suara yang selama ini terpinggirkan dan menghadirkan perspektif yang lebih manusiawi dalam pemberitaan.

Sebagai bagian dari acara ini, peserta juga didorong untuk mengikuti kompetisi Jurnalisme Feature dengan tema  ‘Kisah Penggerak Perubahan di Komunitas Lokal’. Kompetisi ini bertujuan mengasah kreativitas peserta menyajikan cerita-cerita inspiratif dari komunitas lokal yang memiliki potensi untuk mengubah kehidupan masyarakat sekitar. Untuk karya terbaik, peserta akan mendapatkan berbagai hadiah menarik termasuk uang tunai. Selain itu, untuk karya terbaik akan tampil di kanal IIJ sebagai wadah publikasinya.

Kompetisi ini tidak hanya menawarkan penghargaan, tetapi juga menjadi wadah bagi peserta menunjukkan keterampilannya menulis feature yang mendalam dan bermakna. Harapannya, dari karya para peserta ini dapat memberikan dampak positif, tidak hanya dalam dunia jurnalistik melainkan bagi masyarakat luas.

Melalui kegiatan ini, diharapkan jurnalis muda dan mahasiswa dapat membawa perubahan dengan karya jurnalistik mereka, menggali cerita-cerita lokal yang inspiratif. Dengan demikian, jurnalisme feature akan terus menemukan relevansinya, memberikan nilai kemanusiaan yang mendalam dalam setiap karya cerita. (Ecep/R13/HR Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |