harapanrakyat.com,- Pemenuhan gizi anak bukan sekadar urusan dapur sekolah, melainkan pondasi penting dalam membangun generasi unggul masa depan. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Erwan Setiawan dalam Rapat Konsolidasi Regional Peningkatan Tata Kelola Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Senin (13/10/2025).
Erwan mengatakan, Program MBG merupakan Program Strategis Nasional (PSN) yang wajib mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, instansi vertikal, serta seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Program ini menjadi langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini.
“Gizi yang baik adalah fondasi utama tumbuh kembang anak, peningkatan kecerdasan, serta daya saing bangsa. Karena itu, pelaksanaan program MBG harus benar-benar optimal,” ujarnya.
Erwan menyebut, keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menjadi garda terdepan dalam memastikan setiap anak mendapatkan makanan yang sehat, bergizi, dan aman. SPPG tak hanya berperan sebagai pelaksana teknis, tetapi juga motor penggerak edukasi gizi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Ia menilai, kegiatan pembinaan dan pendampingan melalui rakor regional ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kapasitas pelaksana, membangun sinergi lintas sektor, serta meningkatkan kualitas layanan publik.
Pemprov Jawa Barat, lanjut Erwan, berkomitmen penuh mendukung keberlanjutan dan perluasan Program MBG. Tahun 2025, Pemprov menargetkan pembentukan 4.683 SPPG yang mencakup 14 juta siswa. Hingga saat ini, realisasi sudah mencapai 2.565 SPPG atau 55 persen, yang berarti sekitar 7,7 juta siswa telah merasakan manfaat program ini setiap harinya.
Selain memperbaiki status gizi siswa, program MBG juga berdampak pada peningkatan perputaran ekonomi lokal. Mulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan, distribusi, hingga penyerapan tenaga kerja, seluruh rantai pasok memanfaatkan potensi lokal di Jawa Barat.
Baca Juga: Imbas Pemangkasan TKD, KDM Sebut Pejabat dan ASN di Jabar Bakal ‘Puasa’!
Wagub Jabar Sebut Tantangan dalam Pelaksanaan MBG
Meski berjalan masif, pelaksanaan MBG tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satunya adalah insiden keracunan pangan yang terjadi di sejumlah titik. Namun, berkat koordinasi cepat lintas sektor, seluruh kasus dapat ditangani secara tuntas.
Untuk memperkuat tata kelola, Pemprov Jabar membentuk tim satgas yang melibatkan perangkat daerah, instansi vertikal, TNI, dan Polri. Pemprov juga mendorong setiap SPPG di Jawa Barat untuk memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) paling lambat Oktober 2025. Langkah ini bertujuan memastikan keamanan dan mutu pangan tetap terjaga.
Selain penguatan sistem, Pemprov Jabar juga menggandeng berbagai sektor untuk mendukung keberlangsungan program. Lahan milik provinsi dan kabupaten/kota dikoordinasikan untuk pembentukan SPPG baru, sementara rantai pasok diperkuat melalui potensi lokal dan tenaga kerja setempat. Pengelolaan sisa dapur serta limbah kemasan juga mendapat perhatian khusus agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Erwan berharap, seluruh kepala SPPG dan mitra pelaksana dapat menjadi teladan dalam penerapan standar gizi seimbang, memberikan edukasi gizi ke sekolah dan masyarakat, serta memperkuat kolaborasi dengan sektor pendidikan, pertanian, UMKM pangan, dan swasta.
“Mari jadikan program ini bukan sekadar rutinitas, tapi gerakan bersama membangun generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing,” ajaknya.
Ia pun memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam pelaksanaan program. Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, Erwan optimistis cita-cita mulia membangun generasi emas dapat terwujud. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)