Zaid bin Haritsah, Sahabat Nabi yang Menemani ke Thaif

3 hours ago 2

Sahabat Nabi yang menemani ke Thaif perlu diketahui oleh umat muslim. Thaif itu sendiri merupakan kota besar ketiga di Arab Saudi sesudah Mekah dan Madinah. Letaknya ada di sisi tenggara Mekah dengan jarak sekitar 75 mil. Di kota ini ada Bani Tsaqif atau yang juga terkenal sebagai Suku Tsaqif. Kota ini terbilang istimewa. Hal ini karena di dalam sejarah Islam mencatat Nabi Muhammad SAW pernah mendatanginya untuk keperluan dakwah.

Baca Juga: Adab Melayat Non Muslim, Pahami dengan Baik Agar Tidak Salah

Sahabat Nabi yang Menemani ke Thaif dalam Sejarah Islam

Kota yang ada di punggung Gunung Ghazwan ini memiliki kisah melegenda di sejarah Islam. Hal ini karena Rasulullah SAW pernah berdakwah di kota tersebut. Namun sebelum mengupas tuntas bagaimana perjalanan dakwahnya, ketahui dulu asal-muasal penamaan kotanya.

Kota ini awalnya bernama Wajja. Akan tetapi, namanya berubah jadi Thaif. Nama tersebut diambil dari adanya pagar atau tembok yang tampak mengelilingi kotanya.

Dalam sejarah menyebut kota ini awalnya dihuni oleh orang kaya. Banyak juga pemuka kaum Quraisy yang mendiaminya. Tampilan kota juga tampak megah karena ada banyak istana.

Hanya saja, majunya kota tak diiringi dengan moral masyarakat. Masyarakat memiliki moral yang rusak dan gemar berbuat maksiat. Mulai dari riba, zina hingga meminum khamr.

Dari segi agama, penduduknya juga menyembah patung seperti halnya kaum Quraisy. Karena hal itu, Nabi Muhammad SAW memilih kota ini untuk tujuan berdakwah. Lantas sahabat Nabi yang menemani ke Thaif ialah Zaid bin Haritsah.

Kedatangan Nabi Muhammad SAW di Thaif

Sebelumnya Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekah. Di kota tersebut, Rasulullah SAW mendapatkan hinaan dan kekerasan. Ia lantas pergi ke Thaif untuk mendapatkan perlindungan dari Bani Tsaqif karena perlakuan kaum Quraisy.

Bani tsaqif dan kaum Quraisy memang sama-sama menyembah patung. Akan tetapi, kedua kaum tersebut saling bermusuhan dalam bidang sosial politik dan spiritual. Bahkan kaum Quraisy menilai patung Lata yang jadi sesembahan Bani Tsaqif merupakan pesaing patung Hubal sesembahannya.

Baca Juga: Kandungan Surat Ar Rahman Ayat 55 tentang Nikmat Allah

Saat datang di kota ini, Rasulullah SAW lantas menemui tiga pembesar Suku Tsaqif. Mereka adalah Habib, Abdu Yalail dan Mas’ud. Dalam pertemuan tersebut, Rasulullah SAW mengajak Bani Tsaqif untuk beriman hanya kepada Allah SWT.

Zaid bin Haritsah Melindungi Rasulullah SAW

Pertemuan antara Nabi Muhammad SAW dan tiga pembesar Bani Tsaqif berakhir penolakan keras. Justru Rasulullah SAW mendapatkan penghinaan. Tak hanya itu, Nabi Muhammad SAW juga diteriaki dan dilempari batu.

Mengetahui hal itu, Zaid bin Haritsah lantas bergerak melindungi Nabi Muhammad SAW. Sahabat yang menemani ke Thaif ini menutupi Nabi Muhammad SAW dari lemparan batu. Meski begitu, tubuh Nabi Muhammad SAW tetap terkena batu sampai berdarah-darah.

Dalam kondisi luka-luka, Nabi Muhammad SAW dan Zaid lantas beristirahat di bawah pohon kurma. Ternyata penolakan dari Bani Tsaqif jauh lebih keras daripada kaum Quraisy di Mekah. Peristiwa ini membuat Rasulullah SAW dan Zaid kembali ke Mekah. Seiring berjalannya waktu, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk hijrah ke Kota Madinah.

Hikmah Perjalanan Dakwah Nabi Muhammad SAW ke Thaif

Perjalanan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW tadi memiliki hikmah tersendiri. Umat muslim perlu mengetahui hikmahnya. Berikut beberapa diantaranya.

Bersabar

Salah satu hikmahnya yaitu bersabar dalam menyampaikan ilmu. Hal ini sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad SAW selama berdakwah. Selain bersabar, Rasulullah SAW juga tetap berhati lembut.

Tawakal Selama Menyampaikan Ilmu 

Saat menyampaikan ilmu juga perlu tawakal sebagaimana perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW dan Zaid. Sahabat yang menemani dan Nabi Muhammad SAW bersandar pada Allah SWT atas segala usahanya dalam menyampaikan dakwah ke Thaif. Hal ini karena Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatunya.

Baca Juga: Amr bin Luhay, Tokoh di Balik Masuknya Penyembahan Berhala ke Mekkah

Berani dalam Membela Kebenaran 

Hikmah yang satu ini tercermin dari tindakan Zaid. Ia berani melindungi Nabi Muhammad SAW saat mendapatkan penolakan dari Bani Tsaqif. Hal ini karena ia tahu bahwa ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW memang benar adanya. Dari uraian di atas, tentu sudah bisa tahu siapa sahabat Nabi yang menemani ke Thaif. Selama menemani Rasulullah, Zaid tidak pernah berputus asa. Ia tetap setia berada di sisi Nabi Muhammad SAW. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |